Apa jadinya jika seorang calon dokter gigi justru merambah bisnis televisi? Jika ingin tahu jawabannya, lihatlah sosok Chairul Tanjung, pebisnis asli pribumi yang kini namanya berkibar dengan Grup TransTV dan Trans7. Berkat kesulitan ekonomi yang menderanya, ternyata hal tersebut justru menjadi bekal mengasah ketajaman insting bisnisnya.
Chaerul Tanjung
Bermula dari awal kuliah di jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Biaya masuk kuliah kala tahun 1981 sebesar Rp 75 ribu, dengan uang kuliah per tahun Rp 45 ribu. Rupanya, untuk membayar uang kuliah tersebut, sang ibu sampai harus menggadaikan selembar kain halus.
“Saya betul-betul terenyuh dan shock, sejak saat itu saya bersumpah tidak mau meminta uang lagi ke orang tua,” kata dia pada pertengahan Januari 2009 ini.
Maka, kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 ini pun lantas memulai bisnis kecil-kecilan. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi, dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya – yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman – usaha itu bangkrut.
Ternyata, ia justru bisa makin berkembang dengan berbagai usahanya. Ia pun lantas memfokuskan usahanya ke tiga bisnis inti, yakni: keuangan, properti, dan multimedia. Melalui tangan dinginnya, ia mengakuisisi sebuah bank kecil yang nyaris bangkrut, Bank Tugu. Keputusan yang dianggap kontoversial saat itu oleh orang dekatnya. Namun, pengalaman bangkit dari kegagalan rupanya mengajarkannya banyak hal. Ia justru berhasil mengangkat bank itu, – setelah mengubah namanya menjadi Bank Mega – menjadi bank papan atas dengan omset di atas Rp1 triliun saat ini.
Selain itu, suami dari dokter gigi Ratna Anitasari ini juga merambah bisnis sekuritas, asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Kemudian, di bisnis properti, ia juga telah membuat sebuah proyek prestisius di Kota Bandung, yang dikenal dengan Bandung Supermall. Dan, salah satu usaha yang paling melambungkan namanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.
Tak heran, dengan semua prestasinya, ia layak disebut sebagai “The Rising Star”. Bahkan, baru-baru ini, ia dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia, di posisi ke-18, dengan total kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.
Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. “Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.
Kini Grup Para mempunyai kerajaan bisnis yang mengandalkan pada tiga bisnis inti. Pertama jasa keuangan seperti Bank Mega, Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Mega Capital Indonesia. Kedua, gaya hidup dan hiburan seperti Trans TV, Trans7. Ketiga berbasis sumber daya alam.
TENTANG TRANSCORPORA (TRANSCORP)
PT Trans Corporation/Trans Corpora/TransCorp (sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo) adalah unit usaha Para Group di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans Corp didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans TV (Televisi Transformasi Indonesia) dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh Para Group dari Kompas Gramedia, Trans7 (Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh) (dahulu TV7) . Pemilik Trans Corp adalah Chairul Tanjung yang juga adalah pemilik Para Group. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1 Januari 1998.
Televisi
Trans TV didirikan pertama kali mengudara diluncurkan pembukaan publik umum diresmikan sejak pada tanggal hari Sabtu, 15 Desember 2001 sejak sekitar pukul 19:00 WIB presiden diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia adalah Megawati Soekarnoputri, Panasonic US$ 20.000.000 dan bersama dengan produk lainnya, Kelompok Kompas Gramedia, pertama kali menayangkan TV7. Hal ini juga didirikan Spacetoon, yang sekarang dimiliki oleh Trans Asia Communications Inc. sejak 1 Mei 2006. Para Group membeli saham 49% TV7 dan menamainya sebagai Trans 7. Pada tanggal 15 Desember 2006, Samsung membeli Trans Corpora dalam program Trans Penta5 di Trans TV dan Trans 7 pada tanggal 15 Desember 2006. Tahun 2007, pertukaran Samsung lebih besar dari Panasonic (Samsung: 29,95%) (Panasonic: 15,15%). 2007, Panasonic menjual 15,15% dari saham Trans Corporation kepada Samsung Group. Kemudian Trans Corpora akan bergabung dengan Media Group dan Kelompok Kompas Gramedia untuk membentuk Samsung Trans Corpora Haluan mencerminkan divestasi Panasonic dari bisnis.
=> wikipedia
Belakangan, Chairul bekerja sama dengan Jusuf Kalla membentuk taman wisata terbesar di Makassar.
Chairul merupakan salah satu dari tujuh orang kaya dunia asal Indonesia. Dia juga satu-satunya pengusaha pribumi yang masuk jajaran orang tajir sedunia. Enam wakil Indonesia lainnya adalah Michael Hartono, Budi Hartono, Martua Sitorus, Peter Sondakh, Sukanto Tanoto dan Low Tuck Kwong.
Berkat kesuksesannya itu Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Pria Berdarah Minang/Padang sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005 dan Dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia tahun 2010 versi majalah Forbes dengan total kekayaan $1 Miliar.
Selasa, 09 Agustus 2011
Browse » Home »
tips-tips seru
» kisah sukses billioner pendiri bank mega sekaligus pemilik stasiun TV TRANS CORP
0
kisah sukses billioner pendiri bank mega sekaligus pemilik stasiun TV TRANS CORP
0
0 komentar: — Skip to Comment
Posting Komentar — or Back to Content